Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Langkah Nyata Menuju Indonesia Emas 2045 IDN Times ID .com – Pemerintah melalui Badan Kependudukan da...
![]() |
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Langkah Nyata Menuju Indonesia Emas 2045 |
IDNTimesID.com – Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya mencegah stunting dan malnutrisi pada anak-anak. Program ini diharapkan mampu memberikan dampak besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Tujuan Program MBG
Menurut Ratu Isyana Bagoes Oka, Wakil Menteri
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, MBG dirancang
untuk mengedukasi orang tua mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang.
“Setiap orang tua dapat belajar bagaimana komposisi makanan yang ideal untuk
memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” ujar Isyana.
Pada tahap awal, MBG dilaksanakan sekali seminggu. Namun, pemerintah memiliki visi untuk memperluas cakupan dan meningkatkan frekuensinya menjadi setiap hari. Fokus utama program ini adalah memberikan makanan bergizi kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak-anak usia sekolah.
Baca Juga: Peningkatan Angka Diabetes di Usia Muda Dipicu oleh Gaya Hidup Tidak Sehat
Penyusunan Menu oleh Ahli Gizi
Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang
menjadi pelaksana program MBG dilengkapi dengan ahli gizi profesional. Mereka
bertugas menyusun menu dengan memperhatikan kebutuhan spesifik masing-masing
penerima manfaat, termasuk kandungan protein, karbohidrat, vitamin, dan
mineral.
Khusus untuk ibu hamil, menu dirancang untuk mendukung
perkembangan janin dan menjaga kesehatan ibu. Sementara itu, untuk balita,
fokusnya adalah memenuhi kebutuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan
(HPK), yang merupakan periode emas dalam tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Jepang Catat Lonjakan Kasus Flu Tertinggi dalam 25 Tahun
Kolaborasi Antarpihak
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Veronica Tan, Wakil
Menteri PPPA, menekankan pentingnya pencegahan stunting pada periode 1.000 HPK
yang meliputi 270 hari masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan anak.
Selain itu, posyandu menjadi salah satu ujung tombak pelaksanaan MBG. Posyandu tidak hanya berfungsi sebagai tempat distribusi makanan bergizi tetapi juga pusat edukasi bagi para orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak mereka.
Data Penerima Program
Berdasarkan Data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024,
terdapat lebih dari satu juta ibu hamil dan hampir empat juta ibu menyusui di
Indonesia. Di DKI Jakarta saja, tercatat sekitar 8.284 ibu hamil dan 93.060 ibu
menyusui yang menjadi sasaran program.
Dengan jumlah penerima manfaat yang besar, keberhasilan MBG
bergantung pada kesiapan infrastruktur, ketersediaan sumber daya manusia, serta
komitmen dari seluruh pihak yang terlibat.
Mendukung SDM Berkualitas untuk Indonesia Emas 2045
Program MBG tidak hanya menjadi solusi untuk masalah gizi
buruk dan stunting tetapi juga bagian dari strategi besar pemerintah dalam Pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui program ini, pemerintah berupaya
memperkuat sektor kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan gender, termasuk
penguatan peran perempuan dan pemuda.
Prita Laura, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, menegaskan pentingnya program ini dalam mendukung generasi muda agar terhindar dari malnutrisi. “Kita ingin memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat sejak usia dini, karena merekalah yang akan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik,” kata Prita.
Harapan ke Depan
Meskipun pelaksanaan MBG masih terbatas pada frekuensi
mingguan, program ini menunjukkan potensi besar dalam mengatasi permasalahan
gizi di Indonesia. Dengan dukungan teknologi, kolaborasi, dan komitmen
pemerintah, MBG diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan yang membawa
manfaat nyata bagi masyarakat.
Langkah ini merupakan wujud nyata dari visi pemerintah untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan kompetitif pada tahun 2045.
COMMENTS