BREAKING NEWS

Metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) Akan Diterapkan di Seluruh Indonesia untuk Tingkatkan Efisiensi Penggunaan Air

Metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) Akan Diterapkan di Seluruh Indonesia untuk Tingkatkan Efisiensi Penggunaan Air
Ilustrasi Petani Sedang Menanam Padi di Sawah


IDNTimesID.com - JAKARTA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana untuk menerapkan metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di seluruh sawah di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air sekaligus memaksimalkan hasil pertanian padi. Menteri PU, Dody Hanggodo, mengungkapkan rencana tersebut saat melakukan tinjauan ke Daerah Irigasi (DI) Rentang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 4 Januari 2025.

Menurut Dody, metode IPHA akan diterapkan di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan air secara lebih efektif dan efisien tanpa mengurangi hasil panen. "Saya yakin metode ini dapat mengoptimalkan penggunaan air sekaligus meningkatkan hasil pertanian, Insya Allah berhasil," katanya.

Melansir dari laman Instagram resmi Kementerian PU, IPHA adalah teknik budidaya padi yang mengutamakan pengelolaan air irigasi secara optimal. Dengan penerapan metode ini, para petani diharapkan dapat meraih panen yang melimpah dengan penggunaan air yang lebih hemat. IPHA bertujuan untuk mencapai tiga hal utama, yaitu: penggunaan air yang lebih efektif, efisien, dan proporsional (terukur, teratur, dan berkelanjutan); meningkatkan luas area pertanaman (IP); serta meningkatkan hasil produksi padi dan pendapatan petani.

Proses penerapan IPHA dilakukan melalui tujuh tahapan, yakni: persiapan lahan, pemilihan benih yang berkualitas, persemaian basah, pindah tanam, pengaturan air, pemeliharaan tanaman, dan akhirnya panen serta pasca-panen.

Beberapa indikator yang menunjukkan keberhasilan metode IPHA antara lain peningkatan produktivitas air irigasi yang mencapai 1 kg per meter kubik, dibandingkan sebelumnya yang hanya 0,59 kg per meter kubik. Penggunaan benih juga mengalami pengurangan signifikan, yaitu 10 kg per hektar dari sebelumnya 30 kg per hektar, serta penggunaan pupuk yang lebih efisien, yaitu 350 kg per hektar dari 600 kg per hektar.

Baca Juga:

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment